Wednesday, 26 December 2018

Reward dan Celaan (Hukuman) Ketika Mengajar



(Kami terjemahkan dari kitab Almukhktashor Almu'lim)


Hendaklah seorang guru menumbuhkan hasrat (keinginan yang kuat) untuk mendidik sebelum mengajarkan murid. Sehingga dia mampu mengerahkan seluruh kemampuannya untuk membuat anak mengerti, dan lebih menyentuh pikiran mereka. dan hal yang lebih penting dari itu adalah akan lebih berbekas bagi murid dan untuk kemaslahatan mereka. lakukanlah hal itu sebisa mungkin.
Fahamkan mereka seukuran kemampuan mereka memahami dan seukuran hafalan mereka. jangan ajarkan sesuatu yang mereka tidak mampu cerna. Dan tidak menjabarkan penjelasan ke materi yang belum dihafal. Kalau sudah dihafal harus dijelaskan.  Dan mengulangi penjelasan jika ada yang belum difahami.
Dan guru sebaiknya menstimulasi murid agar belajar atau muroja’ah setiap waktu (sesering mungkin). Dan menanyakan mereka perihal hafalan mereka. jika hafalannya bagus kasih reward berupak kemuliaan lebih dan pujian. Dan sebaliknya jika tidak pernah muroja’ah, cela dia dengan celaan yang keras. Jangan dicela jika takut membuatnya semakin malas. Teruslah lakukan seperti itu sampai murid rajin menghafal.
Guru juga harus mengutarakan masalah kepada murid tentang masalah masalah yang bias diambil faidahnya (masalah yang belum dipelajari), kemudian menguji pemahaman mereka. Murid yang bisa menjawab diberikan reward sebagai motivasi atasnya dan motifasi bagi teman temannya dalam belajar dan berfikir tentang ilmu, agar mereka ( yang lain) berlatih dan membiasakan diri mereka rajin belajar dan berfikir. Guru tidak boleh mencela murid yang salah dalam masalah ini. Kecuali ada maslahat jika dicela.
Guru juga sebaiknya mengutarakan masalah yang berkaitan dengan apa yang telah dijelaskan, yang berkaitan dengan kehidupan murid. Dan mengulang penjelasan  materi  yang belum jelas, sembari menguji pemahaman mereka  dan kepintaran mereka. terhadap materi yang telah dijelaskan.


0 comments:

Post a Comment