1. MEMBUAT IDENTITAS BAIK DI SANTRI
Membuat identitas baik di santri
itu adalah keharusan. Ada pendidik yang terkenal suka garuk garuk, suka
ngupil, suka bercanda berlebihan, sering menyebut satu kata seperti dalam
ceramah sering menebut kata “ aaaaa’ ” dan lain lain yang seumpama dengan hal
hal tersebut. Ingatlah bahwasanya pendidik itu pusat perhatian santri. Apapun
kebiasaan kita akan dihafal oleh sebagian besar santri. Itulah sebabnya ada
yang dijuluki ustadz gatal, ustadz ngupil, ustadz cepot, ustadz aaaaa’ dan lain
sebagainya yang merupakan hinaan. Ketika hal itu terjadi, maka hilanglang salah
satu fungsi pendidik, yaitu menjadi tauladan, karena setelah itu santri tidak
akan mau meneladani bahkan tidak akan mendengar ucapannya. Hatila-hatilah
sebelum berkata dan berbuat. Ingatlah bahwa pendidik itu bak artis. Buatlah
identitas baik di santri seperti dikenal menjad ustadz twaddu’, ustadz ramah,
ustadz baik hati, ustadz perhatian dan seumpama itu. Wallohu a’lam.
2. MEMBERIKAN SESUATU (MATERI) DAN MEMBERIKAN RASA AMAN DARI RASA
TAKUTSantri akan merasa butuh dan akan sangat patuh jika pendidik bisa
sebagai pelaku kedua hal tersebut. Materi yang diberikan tidak harus mahal dan tidak
harus sering, akan tetapi berikan sesuatu dengan cara dan agar bisa berkesan.
Contohnya Saya sesekali memberikan santri menelpon orang tuanya , membelikan
mereka jajan, mendengar mereka curhat dan membantu menyelesaikan masalahnya.
Sering ada santri yang kehilangan barangnya dan saya selalu bantu sampai habis
batas kemampuan, sehingga jarang barang mereka tidak puas dengan bantuan saya.
Dengan begitu mereka merasa diberikan sesuatu dan diberikan rasa aman. Wallohu
a’lam.
3. KAIDAH KAIDAH PENTING DALAM MENGHUKUM
- MEMAAFKAN LEBIH BAIK DARI
PADA MENGHUKUM
Saya pernah menemukan anggota
mudabbir sedang main til (permainan sejenis catur). Saya tidak menghukumnya
dengan hukuman sebagaimana biasanya. Saya seolah memaafkannya, hanya
menasihatinya. Hal tersebut karena mereka santri yang aktif membantu
menggerakkan aktifitas santri lainnya, juga karena mereka santri yang sangat
jarang berbuat salah. Wahai kawanku, ingatlah jika anak sering dimengerti dia
akan tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri. Kemudian....
Seorang santri yang diduga merokok
suatu hari kabur dari lingkungan pesantren gara gara merasa difitnah. Bukan
teman yang memfitnahnya tapi saya sendiri. Saya sangat menyesal saat itu,
sehingga menjadi pelajaran sangat berharga. Jadi, sebelum pendidik mencari
kejelasan masalah (tabayyun), harus mengkonsep kalimat tabayyunnya (bukan introgasi,
karena kalimat tersebut berkonotasi negative). Kesalahan yang sangat besar
adalah terburu buru menghukum santri. Hukuman yang dimaksud di sini adalah
segala jenis hukuman, termasuk hukuman teguran. kemudian...
- MEMAHAMI PENYEBAB
TERJADINYA PELANGGARAN
Saya sering melakukan BK (Bimbingan
dan konseling) santri santri bermasalah, di antaranya seorang santri yang
dikenal sering kabur dan tidak sholat berjamaah. Penyebabnya adalah; dia belum
faham tata tertib, kurang perhatian dari orang tua, sering telat tidur, dan
lain lain. Setelah saya mencoba menghilangkan penyebabnya, secara perlahan dia
menjadi santri tauladan. Usaha saya
adalah; menjelaskan sesering mungkin tujuan dan dalil sebuah tata tertib,
koordinasi dengan orang tuanya, menjadi orang tuanya (dengan memberikan sesuatu
dan memberikan rasa aman), selalu mengontrol jam tidurnya, dan lain-lain.
- BERTAHAP DALAM MEMBERIKAN
HUKUMAN
Seperti biasa saya akan paparkan
sekedar contoh. Ada santri kelas viii yang point pelanggarannya sudah melewati
batas maksimal, sehingga akn segera dikeluarkan. Maka saya dipanggil oleh
kepala asrama untuk menyelamatkan santri tersebut agar pemecatan bukan
satu-satunya solusi untuk dia. Saya pun menyepakatinya sebagai tantangan kerja
sekaligus sebagai experiment saya. Usaha saya adalah memberikan anak tersebut
kartu tugas yang berisi bangun sebelum subuh, tidak tidur setelah subuh, sholat
shubuh di sap pertama, tidak masbuk di sholat-sholat lainnya, berangkat sekolah
jam 7. Dua minggu kemudian, saya menambahkan; sholat ashar di sap pertama,
sholat isya’ di sap pertama, dan tahajjud. Satu minggu setelah itu saya
tambahkan; wajib menemui saya satu kali sehari untuk belajar bahasa arab. Tdak
butu setengah tahun anak tersebut menjadi santri yang sangat baik.
Kemudian, ada tahapan baik yang
perlu diterapkan; memberikan nasehat dan arahan, membenarkan kesalahan dengan
praktik langsung (jika masih melanggar), mengkritik langsung (jika masih
melakukan kesalahan yang sama), mengancam (jika masih melakukan pelanggaran
tersebut), mencuekkannya (jangan lebih dari tiga hari), memukul fisik (jika
hukuman sebelumnya tidak berpengaruh) Wallohu a’lam.
4. TARIK ULUR SIKAPSaya sering membaangkan santri
seperti layang-layang. Layang layang akan terlihat menarik apabila kita sering
tarik ulur talinya. Begitu juga dengan peserta didik, sesekali kita tegas dan
sesekali kita harus memahaminya sebagai bentuk lemah lembut kepada mereka. Saya
pernah memukul santri dan saya tidak melupakannya sampai saya berbuat baik
(berlemah lembut kepadanya) sebagai penyeimbang. Hal ini ternyata dampaknya
sangat bagus, dengannya pendidik disegani (bukan ditakuti) dan disayangi.
5. MEMIKIRKAN METODE BARU SEPERTI
MEMIKIRKAN RUMUSIngatlah ihwan, tidak ada manusia
yang memiliki sifat yang sama (kalau mirip banyak). Begitu juga santri, mereka
tidak ada yang sama sifatnya. Pendidik harus mengenal sifat mereka
sedetail-detailnya sampai menemukan perbedaan mereka. Sesekali, sempatkan diri
untuk memikirkan metode yang tepat dalam menghadapi perbedaan sifat santri
dengan mengerahkan seluruh tenaga atau memeras otak seperti menyeleseaikan soal
dengan rumus. Dan selalu menghafal sifat mereka seperti menghafal rumus.
6. MEMBANGUN KEHARMONISAN DENGAN
REKAN KERJADengannya pendidik menikmati
pekerjaannya. Miss komunikasi pasti terjadi. Pendidik harus pandai
berkomunikasi dengan rekan kerja atau atasan, dan pandai menyelesaikan masalah
ketika miss komunikasi. Kalau kerja tidak nyaman, dipastikan hasilnya kurang
maksimal.
7. BIASAKANLAH…Biasakanlah peserta didik diatur
dan biasakanlah diri kita mengatur, mengevaluasi, menghukum atau memberi reward
secara berkesinambungan namun berkala. Perhatikan contoh-contoh berikut: “
wahai ali, matikan kipas angin- kipas angina yang ada di kelas kelas” kataku
saat itu kepada santri yang terkenal nakal. Dan santri tersebut berkali kali
saya perintah sebagai pembiasaan agar terbiasa menerima instruksi. Kemudian,
saya sering menunggu santri santri kamar binaan saya keluar dari masjid. Saya berdiri
di depan pintu mereka seraya menyalami dan berkata “rapikan sandal kalian di
tempatnya, jagalah kebersihan!”. Tidak butuh waktu yang lama mereka pun
terbiasa merapikan sandal mereka di tempat sandal. Kemudian, setiap saya
membangunkan santri, saya mengharuskan mereka untuk langsung duduk. Beberapa kali
di awal awal pembiasaan, saya dan mereka merasa terpaksa dengan hal ini. Akan tetapi
saya dan mereka akhirnya terbiasa karena dilakukan terus menerus.
Sebelum saya menceritakan
pengalaman pribadi lagi, saya akan menceritakan sebagian keadaa di pesantren
tempat saya bekerja. Santri kami didominasi anak orang kaya. Mereka terbiasa
dimanjakan. Wali santri berpendidikan. Banyak yang sering komplain. Jumlah santri
dalam satu kamar 26 orang. Satu orang menjadi wali di dua kamar.
8. ISTIQOMAHLAH…Berbuat baik itu gampang, namun
sulit istiqomah. Sebagaimana di masjid masjid pada bulan romadhon yang hanya
ramai di awal bulan dan akhir bulan. Kemudian Semangat kerja di tempat kerja
sangat baik di awal bulan dan akhir bulan. Kemudian taubat dari maksiat berkali
kali. Hal hal tersebut adalah contoh contoh di luar pendidikan yang menunjukkan
karakter sebagian besar orang termasuk pendidik.
Saya pernah menghukum santri. Setiap
hari dia harus setor muka ( minimal jabat tangan dengan saya) tiga kali. Maka saya
harus mencarinya jika pada jam jam yang sudah ditentukan dia tidak menemui saya.
Saya sering mencatat keputusan saya agar senantiasa mengingatnya. Karena sekali
saja saya lupa, saya khawatir mereka akan berkata dalam hati “ saya tidak takut
karena dia cepat lupa”. Dan pada akhirnya mereka tidak akan lagi mematuhi saya.
x
fgjdfjdfjj
ReplyDeleteJAZAAKALLAHU KHOIRAN.
ReplyDeleteSANGAT MEMBANTU BERBAGI PENGALAMAN
Good
ReplyDelete