(Kami terjemahkan dari kitab Almukhktashor Almu'lim)
Hendaklah seorang guru menumbuhkan hasrat (keinginan yang kuat)
untuk mendidik sebelum mengajarkan murid. Sehingga dia mampu mengerahkan
seluruh kemampuannya untuk membuat anak mengerti, dan lebih menyentuh pikiran
mereka. dan hal yang lebih penting dari itu adalah akan lebih berbekas bagi
murid dan untuk kemaslahatan mereka. lakukanlah hal itu sebisa mungkin.
Fahamkan mereka seukuran kemampuan mereka memahami dan seukuran
hafalan mereka. jangan ajarkan sesuatu yang mereka tidak mampu cerna. Dan tidak
menjabarkan penjelasan ke materi yang belum dihafal. Kalau sudah dihafal harus
dijelaskan. Dan mengulangi penjelasan
jika ada yang belum difahami.
Dan guru sebaiknya menstimulasi murid agar belajar atau muroja’ah
setiap waktu (sesering mungkin). Dan menanyakan mereka perihal hafalan mereka.
jika hafalannya bagus kasih reward berupak kemuliaan lebih dan pujian. Dan
sebaliknya jika tidak pernah muroja’ah, cela dia dengan celaan yang keras.
Jangan dicela jika takut membuatnya semakin malas. Teruslah lakukan seperti itu
sampai murid rajin menghafal.
Guru juga harus mengutarakan masalah kepada murid tentang masalah
masalah yang bias diambil faidahnya (masalah yang belum dipelajari), kemudian
menguji pemahaman mereka. Murid yang bisa menjawab diberikan reward sebagai
motivasi atasnya dan motifasi bagi teman temannya dalam belajar dan berfikir
tentang ilmu, agar mereka ( yang lain) berlatih dan membiasakan diri mereka
rajin belajar dan berfikir. Guru tidak boleh mencela murid yang salah dalam
masalah ini. Kecuali ada maslahat jika dicela.
Guru juga sebaiknya mengutarakan masalah yang berkaitan dengan apa
yang telah dijelaskan, yang berkaitan dengan kehidupan murid. Dan mengulang
penjelasan materi yang belum jelas, sembari menguji pemahaman
mereka dan kepintaran mereka. terhadap
materi yang telah dijelaskan.