Trik Trik Tambahan
Pergantian shift ada meeting sebagai LPJ dan hasilnya direkap setiap bulanThis is default featured slide 1 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 2 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 3 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 4 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
This is default featured slide 5 title
Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.
Thursday, 26 October 2017
Saturday, 10 June 2017
buku telpon
di ruang telpon tersedia 8 hp. satu santri dijatahkan maksimal 5 menit. dan mereka hanya bisa nelpon 2 kali dalam seminggu. mereka bergilir berdasarkan kelas. Mereka masuk menyerahkan buku tepon sebelum mulai nelpon. selain di ruang telpon, di asrama disediakan handphon untuk santri yang tidak memiliki jadwal nelpon di ruang telpon dan darurat. mereka berusaha dilayani semaksimal mungkin agar beban belajar mereka terasa lebih ringan dan anak senang belajar
contoh laporan jumlah kali khatam alqur'an
hal ini adalah untuk memotivasi dan mengontrol kegiatan baca Al-Qur'an untuk santri. bagi yang khatam lebih banyak akan diberikan hadiah.
Wednesday, 31 May 2017
BERBAGI PENGALAMAN MENJADI MUSYRIF
BERBAGI PENGALAMAN MENJADI MUSYRIF
Tulisan ini
adalah berdasarkan temuan di lapangan, sebagai rujukan tambahan bagi pendidik.
Dalam menghadapi anak bermasalah.
1. MEMBUAT IDENTITAS BAIK DI SANTRI
Membuat identitas baik di santri
itu adalah keharusan. Ada pendidik yang terkenal suka garuk garuk, suka
ngupil, suka bercanda berlebihan, sering menyebut satu kata seperti dalam
ceramah sering menebut kata “ aaaaa’ ” dan lain lain yang seumpama dengan hal
hal tersebut. Ingatlah bahwasanya pendidik itu pusat perhatian santri. Apapun
kebiasaan kita akan dihafal oleh sebagian besar santri. Itulah sebabnya ada
yang dijuluki ustadz gatal, ustadz ngupil, ustadz cepot, ustadz aaaaa’ dan lain
sebagainya yang merupakan hinaan. Ketika hal itu terjadi, maka hilanglang salah
satu fungsi pendidik, yaitu menjadi tauladan, karena setelah itu santri tidak
akan mau meneladani bahkan tidak akan mendengar ucapannya. Hatila-hatilah
sebelum berkata dan berbuat. Ingatlah bahwa pendidik itu bak artis. Buatlah
identitas baik di santri seperti dikenal menjad ustadz twaddu’, ustadz ramah,
ustadz baik hati, ustadz perhatian dan seumpama itu. Wallohu a’lam.
2. MEMBERIKAN SESUATU (MATERI) DAN MEMBERIKAN RASA AMAN DARI RASA
TAKUTSantri akan merasa butuh dan akan sangat patuh jika pendidik bisa
sebagai pelaku kedua hal tersebut. Materi yang diberikan tidak harus mahal dan tidak
harus sering, akan tetapi berikan sesuatu dengan cara dan agar bisa berkesan.
Contohnya Saya sesekali memberikan santri menelpon orang tuanya , membelikan
mereka jajan, mendengar mereka curhat dan membantu menyelesaikan masalahnya.
Sering ada santri yang kehilangan barangnya dan saya selalu bantu sampai habis
batas kemampuan, sehingga jarang barang mereka tidak puas dengan bantuan saya.
Dengan begitu mereka merasa diberikan sesuatu dan diberikan rasa aman. Wallohu
a’lam.
3. KAIDAH KAIDAH PENTING DALAM MENGHUKUM
- MEMAAFKAN LEBIH BAIK DARI
PADA MENGHUKUM
Saya pernah menemukan anggota
mudabbir sedang main til (permainan sejenis catur). Saya tidak menghukumnya
dengan hukuman sebagaimana biasanya. Saya seolah memaafkannya, hanya
menasihatinya. Hal tersebut karena mereka santri yang aktif membantu
menggerakkan aktifitas santri lainnya, juga karena mereka santri yang sangat
jarang berbuat salah. Wahai kawanku, ingatlah jika anak sering dimengerti dia
akan tumbuh sebagai pribadi yang percaya diri. Kemudian....
- TABAYYUN
Seorang santri yang diduga merokok
suatu hari kabur dari lingkungan pesantren gara gara merasa difitnah. Bukan
teman yang memfitnahnya tapi saya sendiri. Saya sangat menyesal saat itu,
sehingga menjadi pelajaran sangat berharga. Jadi, sebelum pendidik mencari
kejelasan masalah (tabayyun), harus mengkonsep kalimat tabayyunnya (bukan introgasi,
karena kalimat tersebut berkonotasi negative). Kesalahan yang sangat besar
adalah terburu buru menghukum santri. Hukuman yang dimaksud di sini adalah
segala jenis hukuman, termasuk hukuman teguran. kemudian...
- MEMAHAMI PENYEBAB
TERJADINYA PELANGGARAN
Saya sering melakukan BK (Bimbingan
dan konseling) santri santri bermasalah, di antaranya seorang santri yang
dikenal sering kabur dan tidak sholat berjamaah. Penyebabnya adalah; dia belum
faham tata tertib, kurang perhatian dari orang tua, sering telat tidur, dan
lain lain. Setelah saya mencoba menghilangkan penyebabnya, secara perlahan dia
menjadi santri tauladan. Usaha saya
adalah; menjelaskan sesering mungkin tujuan dan dalil sebuah tata tertib,
koordinasi dengan orang tuanya, menjadi orang tuanya (dengan memberikan sesuatu
dan memberikan rasa aman), selalu mengontrol jam tidurnya, dan lain-lain.
- BERTAHAP DALAM MEMBERIKAN
HUKUMAN
Seperti biasa saya akan paparkan
sekedar contoh. Ada santri kelas viii yang point pelanggarannya sudah melewati
batas maksimal, sehingga akn segera dikeluarkan. Maka saya dipanggil oleh
kepala asrama untuk menyelamatkan santri tersebut agar pemecatan bukan
satu-satunya solusi untuk dia. Saya pun menyepakatinya sebagai tantangan kerja
sekaligus sebagai experiment saya. Usaha saya adalah memberikan anak tersebut
kartu tugas yang berisi bangun sebelum subuh, tidak tidur setelah subuh, sholat
shubuh di sap pertama, tidak masbuk di sholat-sholat lainnya, berangkat sekolah
jam 7. Dua minggu kemudian, saya menambahkan; sholat ashar di sap pertama,
sholat isya’ di sap pertama, dan tahajjud. Satu minggu setelah itu saya
tambahkan; wajib menemui saya satu kali sehari untuk belajar bahasa arab. Tdak
butu setengah tahun anak tersebut menjadi santri yang sangat baik.
Kemudian, ada tahapan baik yang
perlu diterapkan; memberikan nasehat dan arahan, membenarkan kesalahan dengan
praktik langsung (jika masih melanggar), mengkritik langsung (jika masih
melakukan kesalahan yang sama), mengancam (jika masih melakukan pelanggaran
tersebut), mencuekkannya (jangan lebih dari tiga hari), memukul fisik (jika
hukuman sebelumnya tidak berpengaruh) Wallohu a’lam.
4. TARIK ULUR SIKAPSaya sering membaangkan santri
seperti layang-layang. Layang layang akan terlihat menarik apabila kita sering
tarik ulur talinya. Begitu juga dengan peserta didik, sesekali kita tegas dan
sesekali kita harus memahaminya sebagai bentuk lemah lembut kepada mereka. Saya
pernah memukul santri dan saya tidak melupakannya sampai saya berbuat baik
(berlemah lembut kepadanya) sebagai penyeimbang. Hal ini ternyata dampaknya
sangat bagus, dengannya pendidik disegani (bukan ditakuti) dan disayangi.
5. MEMIKIRKAN METODE BARU SEPERTI
MEMIKIRKAN RUMUSIngatlah ihwan, tidak ada manusia
yang memiliki sifat yang sama (kalau mirip banyak). Begitu juga santri, mereka
tidak ada yang sama sifatnya. Pendidik harus mengenal sifat mereka
sedetail-detailnya sampai menemukan perbedaan mereka. Sesekali, sempatkan diri
untuk memikirkan metode yang tepat dalam menghadapi perbedaan sifat santri
dengan mengerahkan seluruh tenaga atau memeras otak seperti menyeleseaikan soal
dengan rumus. Dan selalu menghafal sifat mereka seperti menghafal rumus.
6. MEMBANGUN KEHARMONISAN DENGAN
REKAN KERJADengannya pendidik menikmati
pekerjaannya. Miss komunikasi pasti terjadi. Pendidik harus pandai
berkomunikasi dengan rekan kerja atau atasan, dan pandai menyelesaikan masalah
ketika miss komunikasi. Kalau kerja tidak nyaman, dipastikan hasilnya kurang
maksimal.
7. BIASAKANLAH…Biasakanlah peserta didik diatur
dan biasakanlah diri kita mengatur, mengevaluasi, menghukum atau memberi reward
secara berkesinambungan namun berkala. Perhatikan contoh-contoh berikut: “
wahai ali, matikan kipas angin- kipas angina yang ada di kelas kelas” kataku
saat itu kepada santri yang terkenal nakal. Dan santri tersebut berkali kali
saya perintah sebagai pembiasaan agar terbiasa menerima instruksi. Kemudian,
saya sering menunggu santri santri kamar binaan saya keluar dari masjid. Saya berdiri
di depan pintu mereka seraya menyalami dan berkata “rapikan sandal kalian di
tempatnya, jagalah kebersihan!”. Tidak butuh waktu yang lama mereka pun
terbiasa merapikan sandal mereka di tempat sandal. Kemudian, setiap saya
membangunkan santri, saya mengharuskan mereka untuk langsung duduk. Beberapa kali
di awal awal pembiasaan, saya dan mereka merasa terpaksa dengan hal ini. Akan tetapi
saya dan mereka akhirnya terbiasa karena dilakukan terus menerus.
Sebelum saya menceritakan
pengalaman pribadi lagi, saya akan menceritakan sebagian keadaa di pesantren
tempat saya bekerja. Santri kami didominasi anak orang kaya. Mereka terbiasa
dimanjakan. Wali santri berpendidikan. Banyak yang sering komplain. Jumlah santri
dalam satu kamar 26 orang. Satu orang menjadi wali di dua kamar.
8. ISTIQOMAHLAH…Berbuat baik itu gampang, namun
sulit istiqomah. Sebagaimana di masjid masjid pada bulan romadhon yang hanya
ramai di awal bulan dan akhir bulan. Kemudian Semangat kerja di tempat kerja
sangat baik di awal bulan dan akhir bulan. Kemudian taubat dari maksiat berkali
kali. Hal hal tersebut adalah contoh contoh di luar pendidikan yang menunjukkan
karakter sebagian besar orang termasuk pendidik.
Saya pernah menghukum santri. Setiap
hari dia harus setor muka ( minimal jabat tangan dengan saya) tiga kali. Maka saya
harus mencarinya jika pada jam jam yang sudah ditentukan dia tidak menemui saya.
Saya sering mencatat keputusan saya agar senantiasa mengingatnya. Karena sekali
saja saya lupa, saya khawatir mereka akan berkata dalam hati “ saya tidak takut
karena dia cepat lupa”. Dan pada akhirnya mereka tidak akan lagi mematuhi saya.
x
- BERTAHAP DALAM MEMBERIKAN HUKUMAN
Thursday, 11 May 2017
contoh kartu hafalan hadits
Thursday, 4 May 2017
Wednesday, 3 May 2017
STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN MUSYRIF ASRAMA
STANDAR OPERASIONAL PELAKSANAAN MUSYRIF ASRAMA
A. MUSYRIF KAMAR
1. Hari dan Jam Kerja (76 jam)
·
Hari Ahad
sampai Kamis: pagi, pukul 04.30 - 08.00 dan sore pukul 16.00 - 22.30; Jum’at
dan Sabtu: pukul 05.00 - 22.30
·
Pos kerja
tidak boleh kosong sama sekali selama jam kerja, termasuk pada jam makan dan
jam kegiatan santri.
·
Tidak
meninggalkan pos selama jam kerja, kecuali untuk hajat manusiawi atau tugas
pondok dan harus diatur secara bergantian
·
Tidak
menggunakan jam kerja untuk kepentingan pribadi yang akan menyebabkan
terbengkalainya tugas dan atau berkurangnya pelayanan.
·
Pihak pondok
berhak memberikan tugas tambahan lain selama jam kerja, ataupun di luar jam
kerja jika diperlukan.
2. Rincian Tugas Bimbingan dan Pengawasan
04.30 - 06.00:
a. Membangunkan
santri dari kamar ke kamar, sambil mengingatkan mereka agar membawa mushaf dan
memakai pakaian yang benar sesuai aturan, 10 menit sebelum azan
b. Mengecek
kebersihan dan kerapian masjid serta memastikan azan di masjid tepat waktu
c. Memastikan
seluruh santri ikut melaksanakan Shalat Subuh secara berjama’ah di masjid,
dengan mengecek asrama, kelas, dan tempat-tempat lain yang biasa digunakan
bersembunyi
d. Mengontrol
aktifitas santri di masjid sebelum, ketika, dan setelah shalat
06.00 - 07.30:
a. Membuka
kunci asrama tepat waktu, agar santri tidak terburu-buru meninggalkan zikir
b. Mengontrol
kebersihan dari satu kamar ke kamar yang lain
c. Mengingatkan
santri dengan piket kelas
d. Mengarahkan
santri untuk mempersiapkan diri dengan mandi dan sarapan, termasuk
mempersiapkan pelajaran (santri tidak boleh tidur)
e. Memastikan
semua santri telah sarapan pagi, termasuk santri yang sakit (diambilkan)
d. Memastikan
semua santri makan di dapur
e. Memastikan
tidak ada santri yang makan di kamar, kelas, dan masjid, termasuk santri yang
dibawakan nasi dari rumah maupun beli di kantin
f. Mengontrol
kebersihan, ketenangan, dan cara makan minum santri di dapur hingga waktu
sarapan selesai
07.30 - 08.00:
a. Mengunci
asrama tepat waktu sehingga santri tidak terlambat masuk kelas, dan tidak
membukanya kecuali setelah jam belajar selesai
b. Mengantar
santri yang sakit ke UKS untuk mendapatkan perawatan dan penanganan lebih
lanjut
c. Memastikan
semua lampu dan kipas asrama, termasuk lampu dan kran air kamar mandi telah
mati.
d. Menginformasikan
santri yang sakit atau izin pulang ke sekolah
* Khusus Hari
Jum’at dan Sabtu (Hari Libur)
06.00 s/d 06.30: Kebersihan
umum masjid dan halaman
a. Menjelaskan
dan mengarahkan santri untuk menuju tempat bagian masing-masing
b. Mengawasi,
memimpin, dan ikut melakukan kebersihan sesuai bagian masing-masing
c. Memastikan
semua sampah telah dibuang ke tempat pembuangan akhir serta tong sampah telah
dikembalikan ke posisi masing-masing
d. Membuka
asrama setelah memastikan kebersihan masjid dan halaman telah selesai
06.30 s/d 07.00: Kebersihan
umum asrama
a. Mengawasi,
memimpin, dan ikut melakukan kebersihan di kamar binaan masing-masing
b. Memastikan
semua sampah telah dibuang ke tempat pembuangan akhir serta tong sampah telah
dikembalikan ke posisi masing-masing
07.00 s/d 08.00
a. Memastikan
semua santri telah sarapan pagi, termasuk santri yang sakit (diambilkan)
b. Memastikan
semua santri makan di dapur
c. Memastikan
tidak ada santri yang makan di kamar, kelas, dan masjid, termasuk santri yang
dibawakan nasi dari rumah maupun beli di kantin
d. Mengontrol
kebersihan, ketenangan, dan cara makan minum santri di dapur hingga waktu
sarapan selesai
08.00 s/d 11.00: Kegiatan
bebas (musyrif tidak libur)
a. Mengingatkan
santri dari kamar ke kamar untuk menjemur kasur, bantal, dan mencuci pakaian
yang kotor
b. Berkeliling
dari satu kamar ke kamar yang lain dan dari satu tempat ke tempat yang lain mengontrol
kegiatan, permainan, dan spon santun santri
c. Mengontrol
pemakaian kamar mandi
11.00 s/d 13.00: Shalat
Jum’at/Zuhur
a. Membangunkan
dan menggerakkan santri dari kamar ke kamar untuk melaksanakan Shalat
Jum’at/Zuhur.
b. Memastikan
semua santri telah ada di masjid sebelum azan dikumandangkan, dengan mengecek
kelas dan tempat-tempat lainnya yang biasa digunakan bersembunyi.
c. Mendampingi
kegiatan santri sebelum, ketika, dan setelah shalat
13.00 s/d 14.00: makan
siang
a. Keliling
dari satu kamar ke kamar yang lain untuk memastikan semua santri telah makan
siang, termasuk santri yang sakit (diambilkan)
b. Memastikan
semua santri makan di dapur
c. Memastikan
tidak ada santri yang makan di kamar, kelas, dan masjid, termasuk santri yang
dibawakan nasi dari rumah maupun beli di kantin
d. Mengontrol
kebersihan, ketenangan, dan cara makan minum santri di dapur hingga waktu makan
selesai
14.00 s/d 14.30:
a. Keliling
dari satu kamar ke kamar yang lain dan dari satu tempat ke tempat yang lain
mengontrol keamanan dan permainan santri agar tidak sampai mengganggu santri
yang ingin belajar ataupun istirahat siang
b. Memastikan
semua santri tidur siang [santri yang tidak tidur siang diarahkan ke masjid]
14.30 s/d 15.15: Istirahat
15.15 s/d 16.00: Persiapan
shalat Ashar
a. Membangunkan
dan menggerakkan santri dari kamar ke kamar untuk melaksanakan Shalat Ashar, 10
menit sebelum adzan.
b. Mengecek
kebersihan dan kerapian masjid serta memastikan azan di masjid tepat waktu
c. Memastikan
seluruh santri ikut melaksanakan Shalat Ashar secara berjama’ah di masjid
dengan mengecek asrama, kelas, dan tempat-tempat lain yang biasa digunakan
bersembunyi
16.00 - 16.15:
Shalat Ashar
a. Memastikan
seluruh santri ikut melaksanakan Shalat Ashar secara berjama’ah di masjid
dengan mengecek asrama, kelas, dan tempat-tempat lain yang biasa digunakan
bersembunyi
b. Mendampingi
kegiatan santri sebelum, ketika, dan setelah shalat
16.15 s/d 17.30: kegiatan
sore
a. Membuka
asrama tepat waktu langsung setelah shalat
b. Keliling
dari satu kamar ke kamar yang lain dan dari satu tempat ke tempat yang lain
mengontrol kebersihan kamar dan halaman
c. Mengontrol
pemakaian kamar mandi asrama dan lantai satu
c. Keliling
dari satu kamar ke kamar yang lain dan dari satu tempat ke tempat yang lain
mengontrol semua aktifitas santri, termasuk jadwal olahraga
f. Membelikan
kebutuhan santri, seperti kopiah, atk, alat mck, dan lain-lain
17.30 - Maghrib: Makan Malam
a. Memastikan
semua santri telah makan malam, termasuk santri yang sakit (diambilkan)
b. Memastikan
semua santri makan di dapur
c. Memastikan
tidak ada santri yang makan di kamar, kelas, dan masjid, termasuk santri yang
dibawakan nasi dari rumah ataupun beli di kantin
Maghrib - Isya’: Sahalat
dan Kajian
a. Mengecek
kebersihan dan kerapian masjid serta memastikan azan maghrib dan isya’ tepat
waktu
b. Memastikan
seluruh santri ikut melaksanakan Shalat Maghrib dan Isya’ secara berjama’ah di
masjid, dengan mengecek asrama, kelas, dan tempat-tempat lain yang biasa
digunakan bersembunyi
c. Mengunci
asrama dan tidak membukanya kecuali setelah shalat Isya’
d. Mengawasi,
memimpin, dan ikut membina kegiatan
e. Mengontrol
keamanan barang milik santri di asrama selama kegiatan berlangsung
f. Membuka
asrama tepat waktu setelah Shalat Isya’
20.30 s/d 21.45: Belajar
Mandiri
a. Menggerakkan
seluruh santri turun dari asrama untuk belajar malam sambil meningatkan mereka
agar membawa buku dan alat belajar lainnya
b. Mengunci
asrama, dan tidak membukanya kecuali setelah jam belajar selesai
c. Keliling
mengawasi dan membimbing santri belajar mandiri
d. Mengontrol
keamanan dan kenyamanan santri termasuk keamanan barang milik santri selama jam
belajar
b. Membuka
asrama tepat waktu
21.45 - 22.15: Pembinaan
kamar
a. Absen
santri dan langsung melaporkan santri yang tidak ada
b. Pengarahan
dan membacakan hasil evalusi perkembangan kamar binaan, dan atau
b. Menerima
kunjungan ustdz/ustadzah dengan menyiapkan buku kunjungan kamar
22.15 - 22.30: Cek Akhir
a. Memastikan
semua santri telah tidur, kecuali santri yang minta izin belajar di masjid
b. Memastikan
semua lampu dalam kamar mati
c. Memastikan
semua lampu dan kipas kelas, termasuk lampu dan kran air kamar mandi telah mati
23.00 - 04.30: Istirahat
3. Pembagian Antara
Pengawasan Asrama dan Lapangan
- Kawasan pengawasan dibagi menjadi dua: (a) Kawasan Asrama;
mencakup asrama SMP dan MAP, dan (b) kawasan Lapangan; mencakup masjid,
pos satpam, kelas, lapangan, dan dapur).
- Pembagian kawasan pengawasan diroling setiap bulan.
B. BAGIAN PERIZINAN
1. Jam Kerja (42,5 jam)
·
Hari Ahad
sampai Kamis: pukul 16.00 - 21.00; Jum’at dan Sabtu: pukul 08.45 - 20.00
·
Pos kerja
tidak boleh kosong sama sekali selama jam kerja, termasuk pada jam makan dan
jam kegiatan santri.
·
Tidak
meninggalkan pos kerja selama jam kerja, kecuali untuk hajat manusiawi atau
tugas pondok dan harus diatur secara bergantian
·
Tidak
menggunakan jam kerja untuk kepentingan pribadi yang akan menyebabkan
terbengkalainya tugas dan atau berkurangnya pelayanan.
·
Pihak pondok
berhak memberikan tugas tambahan lain selama jam kerja, ataupun di luar jam
kerja jika diperlukan.
2. Layanan
Perizinan
·
Mempersilahkan
dan menerima orang tua/wali santri yang hendak meminta izin.
·
Meminta
konfirmasi orang tua/wali santri tentang perizinan yang diajukan oleh santri,
baik izin jadwal maupun luar jadwal mencakup pemberiannya, tempat tujuan, dan
cara pulang.
·
Memberikan
kartu izin serta membacakan apa yang ditulis tentang batas izin untuk memastikan, serta memberikan penjelasan
tentang prosedur selanjutnya.
·
Memberikan
penjelasan yang diperlukan menggunakan bahasa yang santun ketika harus tidak
memberikan.
·
Mengecek
setiap santri yang izin apakah tepat waktu atau tidak.
·
Meminta
keterangan tentang sebab keterlambatan, bagi santri yang terlambat.
·
Melaporkan
santri yang melanggar perizinan kepada kepala asrama untuk diproses lebih
lanjut.
3. Mengecek
Barang Bawaan Santri
·
Setiap santri
yang balik ke pondok harus dicek barang bawaannya sebelum masuk ke ruangan
asrama.
·
Menyita
setiap barang yang tidak diperkenankan, lalu melaporkannya kepada kepala asrama
untuk diproses lebih lanjut.
4. Lain-lain
·
Setiap
petugas bagian perizinan mendapat jatah libur satu hari dalam seminggu diatur
bergiliran selain Hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu.
·
Izin tidak
masuk diluar hari libur yang ditentukan tidak diberikan kecuali untuk hal-hal
yang bersifat darurat, tidak termasuk menghadiri kajian dan kunjungan.
·
Izin tidak
masuk di luar hari libur, jika dirasakan diperlukan oleh kepala asrama akan
diminta diganti dengan hari yang lain.
C. BAGIAN TELPON
1. Jam Kerja (42,5 jam)
·
Hari Ahad
sampai Kamis: pukul 16.00 - 21.30; Jum’at dan Sabtu: pukul 09.00 - 19.15
·
Pos kerja
tidak boleh kosong sama sekali selama jam kerja, termasuk pada jam makan dan
jam kegiatan santri.
·
Tidak
meninggalkan pos kerja selama jam kerja, kecuali untuk hajat manusiawi atau
tugas pondok dan harus diatur secara bergantian
·
Tidak
menggunakan jam kerja untuk kepentingan pribadi yang akan menyebabkan
terbengkalainya tugas dan atau berkurangnya pelayanan.
·
Pihak pondok
berhak memberikan tugas tambahan lain selama jam kerja, ataupun di luar jam
kerja jika diperlukan.
2. Menerima Telpon
·
Menerima
setiap nomer telpon yang masuk menggunakan bahasa yang baik dan santun, dan
tidak mewakilkannya kepada santri.
·
Memastikan
nomer yang masuk adalah orang tua/wali santri dan meminta informasi identitas
penelpon jika nomer yang digunakan bukan nomer yang tercatat.
·
Menanyakan
detail santri yang diminta tentang nama, kelas, dan asalnya.
·
Memberikan
penjelasan yang diperlukan tentang batas waktu menunggu untuk menelpon kembali.
·
Memberikan
penjelasan yang diperlukan menggunakan bahasa yang santun ketika harus tidak
memberikan atau harus ditunda sebab ada kegiatan san semisalnya.
·
Memanggil
santri yang diminta menggunakan nama lengkap, bukan panggilan ataupun alias,
dan menggunakan bahasa yang baik.
·
Memperhatikan
setiap pembicaraan santri, dan segera melaporkan percakapan yang mencurigakan
ataupun yang diperlukan oleh pondok kaitannya dengan proses pembinaan kepada
kepala asrama untuk ditangani lebih lanjut (telpon harus diikat dan santri
menelpon di depan petugas).
·
Menjaga
privasi santri dan orang tua/wali santri, kecuali yang perlu diketahui oleh
pihak tertentu.
·
Tidak
memberikan informasi tentang urusan pondok ataupun pribadi santri tertentu yang
bukan menjadi wewenangnya atau yang tidak diketahui detailnya dengan benar, dan
mengalihkannya kepada yang berwenang atau yang lebih mengetahui.
3. Meminjamkan Telpon
·
Membiasakan
santri dengan budaya tertib dan antri.
·
Memberikan
penjelasan secukupnya tentang prosedur dan ketentuan meminjam telpon serta
mengecek buku kontrol telpon.
·
Memberikan
penjelasan secukupnya menggunakan bahasa yang santun ketika harus tidak
memberikan.
·
Menjaga
privasi santri dan orang tua/wali santri, kecuali yang perlu diketahui oleh
pihak tertentu.
·
Memperhatikan
setiap isi pembicaraan dan sms santri, dan segera melaporkan konten yang
mencurigakan ataupun yang diperlukan oleh pondok kaitannya dengan proses
pembinaan kepada kepala asrama untuk ditangani dan digunakan lebih lanjut
(telpon harus diikat dan santri menelpon di depan petugas).
4. Lain-lain
·
Setiap
petugas piket mendapat jatah libur satu hari dalam seminggu diatur bergiliran
selain Hari Kamis, Jum’at, dan Sabtu.
·
Izin tidak
masuk diluar hari libur yang telah ditentukan tidak diberikan kecuali untuk
hal-hal yang bersifat darurat, tidak termasuk menghadiri kajian dan kunjungan.
·
Izin tidak
masuk di luar hari libur, jika dirasakan diperlukan oleh kepala asrama akan
diminta diganti dengan hari yang lain.